Slide Title 1

Aenean quis facilisis massa. Cras justo odio, scelerisque nec dignissim quis, cursus a odio. Duis ut dui vel purus aliquet tristique.

Slide Title 2

Morbi quis tellus eu turpis lacinia pharetra non eget lectus. Vestibulum ante ipsum primis in faucibus orci luctus et ultrices posuere cubilia Curae; Donec.

Slide Title 3

In ornare lacus sit amet est aliquet ac tincidunt tellus semper. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Jumat, 05 Agustus 2011

Sekilas Tentang Goa Maria Watu Tumpeng


GUA MARIA WATU TUMPENG
DUSUN KAPUHAN, KEL. MAJAKSINGI, KEC. BOROBUDUR, KAB. MAGELANG, JAWA TENGAH
PAROKI SANTA MARIA LOURDES PROMASAN – SENDANGSONO

PENGANTAR
Suatu ketika, dalam acara sarasehan bersama Romo Vincentius Kirjito Pr,  tentang pelestarian lingkungan hidup, yang dihubungkan dengan peringatan 100 tahun Sendangsono, ada beberapa wakil umat dari Stasi Kerug , Paroki Promasan, Sendangsono mengikuti sarasehan tersebut.
Dalam sarasehan tersebut muncullah gagasan romo kirjito, bahwa dalam rangka peringatan 100 tahun sendang sono, dapat diciptakan sendangsono – sendangsono ke dua, yang lebih dekat dengan umat wilayah kerug, sehingga umat dapat semakin banyak kesempatan berdoa devosi kepada Bunda Maria, tidak harus ke Sendangsono yang jauh tempatnya. Dan tempat itu juga dapat digunakan untuk umum, tidak hanya khusus untuk orang katolik saja, sebagaimana dahulu Sendangsono memiliki kekuatan magis karena keheningan yang didukung oleh kekuatan alam itu, kalau mungkin tempat ziarah yang tidak hanya untuk orang katolik. Bapak Purwosutirto dan Bapak Mateus Sutarjo yang ikut dalam sarasehan tersebut mencoba untuk mencari tempat  di kawasan Pegunungan Menoreh yang masih sangat banyak  tempat-tempat yang ‘angker’, di-kramat-kan, diistimewakan sebagai tempat bertapa; tempat dimana manusia bisa berjumpa dengan alam gaib yang tidak bisa dirasakan oleh panca indera manusia.
LATAR BELAKANG SEJARAH
Watu Tumpeng, yang terletak di pegunungan menoreh, Dusun Kapuhan, Kelurahan Majaksingi, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah yang masuk dalam reksa pastoral Paroki Santa Maria Lourdes Promasan, Sendangsono Keuskupan Agung Semarang, sejak dulu dikenal sebagai tempat yang di-kramat-kan, diyakini sebagai istana jin, tempat bersemayamnya para penguasa alam gaib. Sangat masuk akal karena tempat ini tidak jauh dari tempat-tempat bertapa, seperti Gunung Gondo, Gunung Suralaya, Gunung Pungangan, Tegal Kepanasan, Pertapaan Indrokilo;  tempat-tempat yang dalam pewayangan atau seni pedalangan dikenal sebagai Kahayangan, tempat bertahtanya para dewa. Tempat-tempat tersebut ramai dikunjungi para peziarah dari berbagai agama setiap tanggal 1 Suro, tahun baru penanggalan Jawa. Di tempat itulah pusaka atau benda-benda keramat dimandikan, disucikan dengan sebuah ritus Kejawen. Bahkan konon katanya seorang dalang, pementas seni pewayangan, kalau mau jadi dalang terkenal harus bertapa di tempat-tempat tersebut.
Watu Tumpeng disetujui oleh Romo Vincentius  Kirdjito  untuk dijadikan sebagai tempat ziarah, tempat doa yang dimaksudkan di atas. Bapak Dawud Suwidiyono selaku pemilik tanah mengijinkan  tanahnya untuk dijadikan sebagai tempat pezirahan tersebut. Atas restu dan dukungan Pastor Paroki, umat katolik wilayah Kerug bergotong-royong membersihkan tempat tersebut agar layak untuk dijadikan sebagai tempat berdoa. Pastor Paroki memberikan patung Bunda Maria untuk dipasang ditempat tersebut. Pada tanggal  9 Januari 2005 dibukalah secara resmi sebagai tempat ziarah dan diberkati dalam sebuah upacara adat Jawa dan Misa Konsebrasi yang dipimpin Romo Vincentius Kirdjito Pr bersama  Romo Issri Purnomo Pr (Pastor Paroki Promasan), Romo Wiratno Pr (Pastor Pembantu Paroki Promasan), Romo Agustinus Suyatno Pr (Kesukupan Bogor, putra asal daerah tersebut ).
Menurut penuturan Bapak Dawud Suwidiyono, sebagaimana diceritakan nenek moyang penghuni pertama di desa ini, konon mahluk gaib yang menghuni Watu Tumpeng dan Sendangsono itu suami istri. Ki Badut Brewok adalah mahluk gaib penghuni Sendangsono sedangkan Nyi Rantam Sari istrinya adalah penghuni Watu Tumpeng. Bahwa Nyi Rantam Sari adalah penghuni Watu Tumpeng sangat masuk akal karena waktu Patung Bunda Maria mau di tahtakan di batu tersebut ada semacam keraguan, sehingga Bapak Dawud Suwidiyono melalui kebatinan yang dimilikinya mencoba berkomunikasi dengan mahluk gaib penghuni batu tersebut, ternyata benar bahwa Bunda Maria tidak boleh ditahtakan di batu tersebut, tetapi di samping batu. Bapak Dawud Suwidiyono menuturkan juga bahwa Nyi Rantam Sari mengijinkan tempat tersebut dijadikan sebagai tempat ziarah, tempat doa, tempat setiap orang beriman menyatakan imannya masing – masing.
PROGRAM DINAS PARIWISATA KABUPATEN MAGELANG
Dinas Pariwisata Pemerintah Daerah Kabupaten beberapa waktu yang lalu sempat berkunjung ke kawasan bukit menoreh, termasuk berkunjung ke Watu Tumpeng. Dinas Pariwisata mengusulkan kawasan ini sebagai Kampung Wisata dan Budaya. Sudah sejak dahulu kala kediaman Bapak Dawud Suwidiyono dijadikan sebagai tempat pentas seni tradisional Jawa, seperti Klonengan, Wayang Kulit, Ketoprak, Jathilan dan Slawatan. Bahkan Seni Slawatan sekarang dijadikan sebagai kegiatan rutin setiap malam Jumat Kliwon di pelataran Gua Maria  setelah selesai Perayaan Ekaristi.
PROGRAM PENGEMBANGAN WISATA ROHANI DAN KAMPUNG WISATA
Dusun Kapuhan, Kelurahan Majaksingi, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang adalah satu-satunya dusun yang penduduknya 95% beragama Katolik dibandingkan dengan dusun – dusun lain kawasan pegunungan menoreh. Atas dukungan dari seluruh umat Stasi Kerug, Paroki Promasan Sendangsono serta kesepakatan seluruh umat Katolik Stasi Kerug bahwa tempat ini akan dijadikan sebagai kawasan Wisata Rohani; tempat ziarah, doa, dan pembangunan iman umat Katolik sekitarnya maupun umat katolik dari manapun yang berziarah ke tempat ini. Syukur apabila dimasa mendatang bisa menjadi tempat Wisata Rohani juga bagi umat beragama lain sehingga kebersamaan, kerukunan antar umat beragama tetap terjalin baik sebagaimana yang terjadi saat ini. Sebagai awal dari rencana pengembangan rohani umat Katolik, umat Stasi Kerug merencanakan membangun Gua Maria, Kapel, Sakristi, Aula, Jalan Salib dan sarana-prasarana doa lainnya di lokasi Watu Tumpeng seluas kurang lebih 1000 meter persegi ini.
Sedangkan untuk menanggapi usulan Dinas Pariwisata agar Dusun Kapuhan dan sekitarnya dijadikan sebagai Kampung Wisata dan Budaya,  biar menjadi program kerja Dinas Pemerintah Daerah melalui Dinas Pariwisata.
RENCANA DAN ANGGARAN BIAYA WISATA ROHANI
Gua Maria pelataran sekitar Gua Maria ………………………………………………………………. Rp.     78. 000. 000,-
Kapel dan perlengkapan kapel …………………………………………………………………………….. Rp.     45. 000. 000,-
Sakristi dan perlengkapan ekaristi ……………………………………………………………………….. Rp.    27. 500. 000,-
Aula dan sarana pertemuan ………………………………………………………………………………… Rp.     24. 000. 000,-
Listrik, penerangan dan sound system ………………………………………………………………… Rp.     25. 000. 000,-
Toilet umum ……………………………………………………………………………………………………….. Rp.     12. 000. 000,-
Perbaikan jalan …………………………………………………………………………………………………… Rp.     25. 000. 000,-
Total Biaya                                                                                                                                  Rp.   236. 500. 000,-
Biaya Tak Terduga ………………………………………………………………………………………………. Rp.     23. 650. 000,-
Total Biaya yang Dibutuhkan                                                                                                       Rp.   260. 150. 000,-

SUSUNAN PANITIA PEMBANGUNAN GUA MARIA WATU TUMPENG
Pelindung                                            : Pastor Paroki Promasan,  Sendangsono
Penasehat                                          :   1.  Ketua Stasi / Wilayah Kerug
2.  Para Ketua Lingkungan
3.  Romo Agustinus Suyatno Pr
4.  Romo Ignatius Suyadi O.Carm
Ketua    I                                               : V. Sutrisno
Ketua    II                                             : Purwosutirto
Sekretaris  I                                        : M. Kartijo
Sekretaris  II                                       : Nurcahyo
Sekretaris  III                                      : F.X. Adi Kristianto
Bendahara  I                                       : Hadi Suwerno
Bendahara  II                                     : M. Mitro Sudarmo
Design dan Tata Letak                    :   1.  N. Widodo  ( Ketua )
:   2.  Sukandariyantoro  (Anggota )
3.  Romo Ignatius Suyadi, O.Carm ( Anggota )
Bidang Dana                                       :   1.  Romo Yohanes Suradi, Pr   ( Ketua )
2.  Romo Thomas Saidi, Pr  ( Anggota )
3.  Sr. Pauline, PBHK  ( Anggota )
4.  Sr. Innes, SPM  ( Anggota )
5.  Romo Agustinus Widodo Pr  ( Anggota )
6.  Pardiyanto  ( Anggota )
7.  Fransiska Partini  ( Anggota )
8.  Sunarto  ( Anggota )
9.  Lukas Ponijan  ( Anggota )
PENUTUP
Demikian sekelumit tentang Gua Maria Watu Tumpeng, yang merupakan kebanggaan Umat Katolik sebagai sebuah sarana devosi, perayaan iman terhadap Bunda Maria. Santo Paulus berkata: Orang diselamatkan bukan karena perbuatannya, melainkan karena imannya. Devosi  terhadap Bunda Maria sebagai pengantara segala rahmat adalah wujud nyata dari iman itu. Semoga tempat ziarah ini juga menjadi kekayaan Gereja Katolik pada umumnya dan Paroki Promasan serta Stasi Kerug Keuskupan Agung Semarang khususnya. Biarlah tempat ini menjadi Sendangsono yang lain yang juga menjadi sarana penyalur berkat dan rahmat Tuhan bagi siapapun yang berziarah di tempat ini.
Agar menjadi sebuah tempat ziarah yang layak tentu saja membutuhkan sumbangan baik tenaga, pemikiran, material maupun dana. Semua umat yang tergerak hati untuk menyumbang dalam bentuk apapun dipersilahkan. Sedangkan sumbangan dalam wujud dana bisa diberikan langsung ke tempat atau melalui Rekening berikut:
BCA Cabang Cinere, No. Rek.  : 267 136 228 6
Atas nama:  Yohanes Suradi
telp. 085878898234 ( HP )
Terima kasih, Tuhan memberkati. Amin.
Alamat Lokasi:
-          Dari Muntilan ke arah Sendangsono, setelah jembatan panjang Jagalan belok kanan, ambil arah Suroloyo, setelah SD-SMP Negeri Satu Atap Kerug Munggang, belok kiri,  sekitar 1 km sampai ke lokasi Gua Maria Watu Tumpeng.
-          Dari arah Sendangsono ke arah Muntilan,  Jagalan belok kiri, ambil arah Suroloyo, setelah SD-SMP Negeri Satu Atap Kerug Munggang, belok kiri, sekitar 1 km sampai ke lokasi Gua Maria Watu Tumpeng.
Catatan:  1.  Bus tidak bisa sampai ke tempat, silahkan parkir di Jagalan, carter angkutan umum sekitar    
                       RP.  60-100 ribu/angkot.
                 2.  Sementara ini belum ada tempat makan seperti di Sendangsono,silahkan membawa makan
                      sendiri atau pesan sebelumnya.
Rencana Design dan Tata Letak  Gua Maria Watu Tumpeng

Jumat, 25 Februari 2011

Longsor Ancam Dusun Kapuhan


image
MENGGANTUNG: Tiang penyangga dapur rumah Joyo Marsin sudah menggantung akibat tanah longsor. Hujan deras membuat kawasan sekitar pegunungan Menoreh rawan longsor. (SM CyberNews/ MH Habib Shaleh)
Suara Mereda: Longsor mengancam sejumlah rumah di Dusun Kapuhan, Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Rumah yang longsor tersebut berada di lereng pegunungan Menoreh.
Menurut informasi yang dikumpulkan Suara Merdeka longsor terjadi diempat titik di Dusun Kapuhan. Longsor terjadi pada Jumat (25/2) dini hari sekitar pukul 03.00 WIB seusai hujan deras.
"Saat saya sedang tidur terdengar suara krek krek dan kemudian tebing di sebelah rumah saya longsor ke bawah. Saya segera membangunkan suami saya," kata Sukiyah, istri Joyo Marsin.
Longsoran dari rumah Joyo Marsin ini mengancam rumah milik Jumadi yang terletak persis di bawahnya. Saat ini timbunan tanah longsor menumpuk dengan ketinggian sekitar 15 meter.
Rumah Joyo Marsin sendiri saat ini sudah angat rawan karena tiang penyangga dapur menggantung. Selain itu, sebuah mushola juga terancam karena tanah di sekitarnya sudah retak-retak. Jika hujan kembali turun dikhawatirkan longsor akan semakin meluas.
Menurut Budi, tokoh masyarakat Kapuhan, longsor juga terjadi di tiga titik lain. Longsoran terbesar terjadi di dekat SD dan SMP Satu Atap. Longsoran tersebut bahkan sampai menutup jalur antardusun.
Jalan menuju Dusun Keruk Munggah sempat terputus karena tertutup tanah longsor. "Warga di sana sempat terisolasi. Warga kemudian bekerja bakti dengan dibantu TNI membuka akses jalan," kata dia.
Budi mengatakan warga di sekitar pegunungan Menoreh harus berhati-hati mengingat akhir-akhir ini tengah berlangsung cuaca buruk. Pasalnya, hujan deras bisa memicu tanah longsor di permukiman sekitar pegunungan Menoreh.
( MH Habib Shaleh / CN27 / JBSM )